Daftar Harga Aqiqah Purwokerto Termurah

Daftar Harga Aqiqah Purwokerto Termurah

BERIKUT Daftar Harga Aqiqah Purwokerto Termurah SEBELUM ITU ALAHKAH BAIKNYA KITA TAU APA ITU AQIQAH DALAM ISLAM : 

Daftar Harga Aqiqah Purwokerto Termurah

Daftar Harga Aqiqah Purwokerto Termurah

-PENGERTIAN AQIQAH-

 Kehadiran bayi yang baru lahir dalam keluarga tentunya disambut dengan penuh sukacita. Aqiqah dilaksanakan untuk mengungkapkan raya syukur kepada Allah SWT atas hadirnya anggota keluarga baru dalam keluarga. Aqiqah berasal dari bahasa Arab “al-qat’u” yang berarti memotong. 

Aqiqah akan dilakukan pada hari ketujuh setelah bayi dilahirkan dengan cara menyembelih hewan ternak. Apakah hukum aqiqah, bagaimana tata cara, dan waktu pelaksanaannya? Simak pembahasan singkatnya di bawah.

Hukum aqiqah adalah sunah muakkad atau sunah yang sangat diutamakan. Bagi muslim yang mampu, maka sangat ditekankan untuk melaksanakan aqiqah. Pelaksanaan aqiqah bisa ditiadakan bagi orang yang kurang atau tidak mampu.

Rasulullah SAW bersabda. “Semua bayi tergadaikan dengan aqiqah-nya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama, dan dicukur rambutnya.” [Shahih, HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan lain-lainnya]

Tujuan aqiqah dalam Islam adalah agar anak bisa tumbuh dengan dengan baik secara fisik maupun akhlak. Aqiqah juga dianggap sebagai sedekah. 

 Ubaid Ashmu’i dan Zamakhsyari mengungkapkan bahwa menurut bahasa, aqiqh artinya rambut yang tumbuh di atas kepala bayi sejak lahir. Sedangkan menurut Al-Khathabi, aqiqah ialah nama kambing yang disembelih untuk kepentingan bayi. Dinamakan demikian karena kambing itu dipotong dan dibelah-belah. Ibnu faris juga menyatakan bahwa aqiqah adalah kambing yang disembelih dan rambut bayi yang dicukur.

Adapun dalil yang menyatakan bahwa kambing yang disembelih itu dinamakan aqiqah, antara lain adalah hadits yang dikeluarkan Al-Bazzar dari Atta’, dari Ibnu Abbas secara marfu’ :

“Bagi seorang anak laki-laki dua ekor aqiqah dan anak perempuan seekor”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan aqiqah adalah serangkaian ajaran Nabi Saw untuk anak yang baru lahir yang terdiri atas mencukur rambut bayi, memberi nama dan menyembelih hewan.

 

SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM AQIQAH

 

  Pertama :Kalangan Hambali dan Maliki, berpendapat bahwa yang bertanggungjawab atas syariat aqiqah sesuai dengan khitab hadits yang telah disebutkan diatas, yaitu orang tua laki – laki, sang ayah. Dikuatkan kembali oleh pendapat imam Ahmad ketika ditanya mengenai seseorang yang belum diaqiqahkan oleh ayahnya bagaimana hukumnya, beliau menjawab : kewajiban itu atas ayahnya.

 Kedua :Jika si anak memiliki harta dan mampu melakukannya sendiri, maka dia yang bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Akan tetapi jika tidak mampu dan masih memiliki ayah, maka ayahnya yang tanggungjawab. Sementara jika ia tidak mampu dan tidak lagi memiliki ayah, maka kewajibannya bagi sang ibu. Sebagaimana pendapat Ibnu Hazm adhzahiri.

  Ketiga :Yang berhak mengaqiqahkan anak, adalah mereka yang bertanggungjawab dalam memberi nafkah atas kehidupan sehari – harinya ( wali ). Tidak mesti orang tua. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah saw, yang mengaqiqahkan cucu beliau Hasan dan Husein. Karena menurut beberapa pendapat bahwa Ali kala itu sedang dalam keadaan terhimpit. Ada yang mengatakan bahwa Ali sebelumhya memberikan hewan aqiqah kepada Rasul untuk kedua puteranya. Yang jelas, ini merupakan pendapat Imam Syafi’i, bahwa kewajiban aqiqah atas anak, kembali kepada orang yang memelihara dan memberi nafkah padanya.

  Keempat :Yang bertanggungjawab atas aqiqah seorang anak, bukan ayah, bukan ibu dan bukan orang yang memberi nafkah hidupnya. Melainkan tidak ada orang yang tertentu yang diberikan kewajiban khusus untuk melaksanakan aqiqah. Sebagaimana di hadits – hadits yang telah disebutkan tidak ada “ qayid “ yang jelas bahwa kewajibannya khusus sang ayah, ibu, ataupun wali. Oleh karena itu sah – sah saja jika yang malaksanakannya orang lain selain mereka, seperti paman, sanak saudara atau bahkan orang asing sekalipun. Ini pendapat imam Ibnu Hajar dan Syaukani.

 

Dari berbagai macam pendapat diatas, kita dapat menarik kesimpulan tidak ada pendapat yang sepakat ditentukan oleh ulama mengenai siapa yang bertanggungjawab dalam hal mengaqiqahkan sang anak. Maka menurut kami, yang berhak pertama kali adalah sang ayah, kemudian wali atau orang yang mengasuhnya, kemudian jika ada dari sanak saudaranya yang ingin mengaqiqahkannya maka itu juga diperbolehkan.

Tata Cara Aqiqah dan Waktu Pelaksanaan

  • Waktu yang Dianjurkan

Dari Salman bin ‘Amir Ad-Dhabiy, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Aqiqah dilaksanakan karena kelahiran bayi, maka sembelihlah hewan dan hilangkanlah semua gangguan darinya.” Berdasarkan sabda Rasulullah tersebut, maka waktu terbaik untuk melaksanakan aqiqah adalah pada hari ketujuh dari bayi dilahirkan.

Apabila tidak sanggup atau berhalangan di hari ketujuh, maka bisa dilakukan pada hari keempat belas atau kedua puluh satu. Namun seperti telah dijelaskan di atas, apabila seorang muslim tidak mampu melaksanakan aqiqah, maka kewajiban tersebut gugur.

  • Syarat Memilih Hewan Aqiqah

Dalam memilih sembelihan untuk aqiqah, haruslah hewan kurban seperti kambing atau domba yang sehat. Hewan kurban pun tidak boleh memiliki cacat serta tidak berusia kurang dari dua tahun. 

Jumlah hewan ternak berbeda untuk bayi laki-laki dan bayi perempuan. Dari Aisyah r.a., Rasulullah SAW bersabda, “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.”

  • Sedekah Dengan Hewan Hasil Aqiqah

Daging sembelihan aqiqah harus dibagikan kepada saudara, kerabat, dan tetangga. Berbeda dengan pembagian daging pada saat Idul Adha, daging aqiqah yang akan disedekahkan harus dalam kondisi sudah matang dan tidak boleh masih mentah.

Hadits Aisyah r.a, “Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh”. (HR al-Bayhaqi)

Keluarga yang memiliki hajat pun disunahkan untuk mengomsumsi daging hasil aqiqah. Daging yang hendak diberikan kepada tetangga dan fakir miskin adalah sepertiga dari hasil sembelihan.

  • Memberi Nama dan Mencukur Rambut

Prosesi memberi nama dan memotong rambut si bayi juga dianjurkan seperti hadist Abu Dawud dan Tirmidzi di atas. Pemberian nama tentu saja haruslah yang baik karena di dalam nama anak, terdapat doa orang tua.

Untuk memotong rambut pun sangatlah dianjurkan. Walaupun tidak dijelaskan bagaimana seharusnya mencukur rambut dalam hukum aqiqah, namun sebaiknya dilakukan secara merata atau menyeluruh. 

  • Doa Pada Saat Aqiqah

Ada doa-doa yang bisa dipanjatkan saat prosesi aqiqah. Mulai dari doa saat menyembelih hewan kurban, doa perlindungan untuk bayi, dan doa memohon anak yang sholeh atau sholehah. Salah satu doa yang bisa kita panjatkan adalah doa Nabi Ibrahim a.s yang terdapat pada QS. Ass-Shaffat ayat 100 yang berbunyi, “Wahai Rabbku, berilah aku keturanan yang shalih.”

BAIK DIKONSUMSI MAKSIMAL 5 JAM SETELAH PENERIMAAN

 

  Tentu saja semua masakan kami ini HALAL. Kami sudah memiliki sertifikat Halal MUI ayah, Bunda..

 

  Naaah,, Jika Ayah Bunda penasaran ingin mencicipi menu-menu Al-Kautsar, Jangan khawatir Ayah Bunda , Kami Aqiqah Purwokerto Termurah menyediakan fasilitas FREE FOOD TESTER! Ayah Bunda pilih saja menunya, nanti kami masak dan kami antarkan sampai ke alamat, gratis!! (Ayah dan Bunda cukup bayar ongkos kirimnya saja ya).

 

Untuk Info Lebih Lanjut Mengenai Konsultasi Dan Pemesanan Paket Daftar Harga Aqiqah Purwokerto Termurah Bisa Hubungi Customer Service Atau Bisa Menghubungi Website Resmi Kami

Daftar Harga Aqiqah Purwokerto Termurah